Pemimpin Jin Pai menantang Shao Xi karena berkelahi. Dia menuntut agar Shao Xi menemui kepala sekolah untuk mengakui kesalahannya. Li Zheng datang untuk menyelamatkan dan membelanya. Video dimainkan dan Li Zheng melihat ada seorang gadis di latar belakang; mengisyaratkan ada teori lain tentang asal usul kejadian tersebut. Sisi Jin Pai akhirnya sadar akan keberadaan seorang gadis di belakang dan bahkan juga sadar kalau gadis itu berpakaian serupa dengan Shan Shan. Akhirnya, Shan Shan mengaku dan menceritakan semua yang terjadi. Pemimpin Jin Pai memarahi dia karena tidak berkata apa-apa dan akhirnya, dia meminta maaf kepada Shao Xi karena salah paham. Pemimpin Jin Pai bahkan menawarkan diri untuk melepaskan posisinya sebagai pemimpin untuk Shao Xi! Hahaha. Tapi Xiao Ciao mengakhiri semua kebodohan ini dan mengusir para Jin Pai. Bai Bai pelan-pelan melarikan diri tapi Xiao Ciao menghentikannya. Xiao Ciao bahkan ingin memperdalam masalah karena Bai Bai tetap bersikeras kalau Shao Xi mendorongnya dari tangga! Delusional yach?! Tapi Shao Xi menghentikan Xiao Ciao dan menyuruhnya untuk melupakan masalah ini.
Shao Xi dan Li Zheng berjalan bersama ke bagian kampus yang lain. Li Zheng menyuarakan keprihatinannya atas gangguan Bai Bai yang terus-menerus dan berjanji akan mentuntaskan masalah. Ini mengingat juga karena Li Zheng lah alasan mengapa Bai Bai terus mengusiknya. Li Zheng juga mendesaknya agar selalu mengandalkannya supaya tidak terjebak. Shao Xi mengungkapkan terima kasih dan Li Zheng dengan acuh mendorong dahi Shao Xi sambil berkata kalau ini sudah patut dilakukan sebagai kekasihnya. Pasangan yang saling mendukung… Wah, bikin iri. Meski harus kuakui, aku tidak terlalu suka sikapnya Li Zheng yang merendahkan.
Xiao Ciao, Shao Xi, dan Xiao Yu keluar kelas setelah selesai ujian terakhir mereka. Jin Li bergegas menghampiri mereka untuk memberitahu kalau Li Zheng punya masalah. Mereka semua ke kantor keamanan kampus dan melihat Li Zheng diinterogasi selagi menyeka darah dari tangannya. Nama Bai Bai disebutkan sebagai korban, Li Zheng mengaku kalau dia mengajaknya bertemu, dan petugas kampus meminta Li Zheng untuk ikut ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. Shao Xi menatap dengan cemas. Xiao Yu bertanya-tanya apakah Li Zheng membalas dendam pada Bai Bai karena dia mengganggu Shao Xi. Jin Li menegurnya tapi sebenarnya, Xiao Yu hanya menyuarakan apa yang semua pikirkan, termasuk Shao Xi. Hmmm…
Shao Xi sedang beristirahat di kamarnya saat Da Mao menelepon. Dia berkata kalau Li Zheng adalah dalang di balik pemindahan sekolahnya: bagaimana dia berteman dengannya, meyakinkannya untuk mencuri soal ujian, dan memaksanya untuk pindah sekolah sambil mengancamnya dari jembatan. Klaim ini semakin memicu benih keraguan pada Shao Xi. Dia mulai mempertanyakan apakah Li Zheng juga memanipulasi keadaan seputar luka-luka Bai Bai. Tarik napas dalam... Duh, percayailah kekasihmu sendiri! Shao Xi beranjak ke kamar Li Zheng tapi merubah pikiran sebelum mengetuk pintunya.
Shao Xi menceritakan keprihatinannya dengan Xiao Ciao; bagaimana mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Shao Xi merasa kalau dia tidak bisa langsung saja bertanya pada Li Zheng. Dia akhirnya memutuskan untuk menunggu sampai Bai Bai sadar kembali dan baru mencari tahu. Jin Li mendengar percakapan mereka dan berkata kalau dia punya ide. Hahaha. Jadi gagasannya adalah mengadakan pesta kecil di rumah dengan maksud agar Li Zheng mabuk supaya bisa diinterogasi. Jin Li menyiapkan camilan, permainan, dan minuman keras untuk menjebak Li Zheng. Dia meminta bantuan Xiao Yu juga.
Li Zheng, Shao Xi, Xiao Yu, dan Jin Li duduk dengan canggung sambil menunggu kedatangan Ru Ping dan Xiao Ciao. Jin Li akhirnya mengusulkan satu permainan dan didukung oleh Xiao Yu. Xiao Yu menyarankan agar hanya laki-laki saja yang bermain. Li Zheng mulai curiga tetapi ingin melihat apa rencana mereka, jadi dia ikut saja. Tentu saja, Li Zheng hebat sekali dan memenangkan setiap permainan. Jin Li dengan cepat menjadi mabuk dan meminta diri. Xiao Yu gantian menantang Li Zheng. Shao Xi menatap dengan cemas. Dan memang pantas karena Li Zheng juga menang melawan Xiao Yu. Sepertinya, itu terlalu banyak alkohol dan terlalu cepat! Apakah tidak keracunan alkohol?! Kupikir kedua lelaki ini perlu dipompa perutnya.
Shao Xi akhirnya berkesimpulan kalau Li Zheng terlalu hebat. Li Zheng mengaku kalau dia punya cara sehingga selalu tahu arah mana yang akan mereka ambil. Dia bertanya apakah Shao Xi ingin mempelajari triknya. Shao Xi menolak dan sebaliknya, menggunakan pengetahuan ini untuk mengalahkannya. Hahaha. Dan akhirnya, Li Zheng yang perkasa ditaklukkan. Saat itu, bel berbunyi dan datanglah Ru Ping dan Xiao Ciao. Xiao Ciao memberitahu kalau Bai Bai sudah sadar dan pelakunya juga sudah tertangkap. Rupanya, salah satu teman sekelasnya tergila-gila padanya dan menguntitnya. Shao Xi akhirnya sadar kalau dia salah telah meragukan Li Zheng dan langsung berlari kembali ke ruang tamu. Sayangnya, Li Zheng sudah tertidur nyenyak di sofa. Hahaha. Hanya setelah 1 minuman?! Ketiga gadis itu membantu Shao Xi menggotong Li Zheng ke kamar dan langsung menuju ke Jin Li dan Xiao Yu yang juga mabuk.
Shao Xi meletakkan Li Zheng ke tempat tidurnya. Teleponnya tiba-tiba berbunyi dan dia dengan hati-hati mengambil telepon untuk menjawabnya. Rupanya Bai Bai menelepon untuk berterima kasih atas bantuannya dan juga, berjanji untuk tidak pernah mengganggu Shao Xi lagi. Shao Xi akhirnya sadar kalau dia meragukan Li Zheng tanpa alasan dan dalam hati meminta maaf. Tiba-tiba saja saat Shao Xi berpaling, untuk meninggalkan ruangan, Li Zheng melompat ke arahnya dan menariknya ke bawah. Kaget!
Jin Li baru saja selesai mandi dan menemukan Xiao Ciao yang sedang menunggu di kamarnya. Xiao Ciao jelaskan kalau dia datang untuk memastikan dia baik-baik saja setelah minum. Jin Li tampak linglung: dia menutup pintu, menguncinya, melepaskan baju dan naik ke tempat tidur. Dia kemudian memberi isyarat agar Xiao Ciao juga berbaring di sampingnya. Xiao Ciao mempertimbangkan untuk menerima tawaran itu. Hahaha... Tentu saja, dia mengambil kesempatan ini. Jin Li melepas celana dalamnya dan tertidur. Hahaha. Xiao Ciao mengeluh karena tidak diapa-apain. Ini terlalu lucu. Di kamar Shao Xi, Ru Ping mencoba membangunkan Xiao Yu untuk pulang tidur ke rumahnya. Tapi seperti Jin Li, dia memberi isyarat pada Ru Ping untuk tidur bersama dengannya dan menciumnya. Wah, banyak sekali aksi malam ini.
Li Zheng karena mabuk mulai membeberkan semua rahasianya: betapa cemburunya dia akan Jin Li, semua perbuatannya agar Da Mao pindah sekolah, dan bahkan bagaimana dia memanipulasi Papa Zhong sehingga Shao Xi harus menemaninya membeli hadiah untuk Mama Zhong daripada berkencan dengan Jin Li, yang akhirnya Shao Xi kecelakaan tertabrak mobil. Li Zheng sangat menyesal atas kencan itu. Shao Xi menghibur dan berkata kalau kekhawatirannya tidak beralasan karena dia juga suka padanya. Dia kemudian bertanya apakah Li Zheng memiliki rahasia lainnya. Li Zheng akhirnya mengaku kalau dia mendaftar ke Universitas Lunghwa karena Shao Xi ingin mereka berdua bersama-sama kuliah. Impian Shao Xi jugalah impian dirinya. Li Zheng juga, ingin mereka selalu bersama. Awww...
Shao Xi menyuruh Li Zheng kembali tidur dan mulai menyelimutinya. Li Zheng menarik selimutnya yang sudah terselip rapi dan mengundang Shao Xi untuk bergabung di ranjangnya. Shao Xi enggan bergabung pada awalnya tapi, Li Zheng menariknya sambil berjanji pasti akan melakukan sesuatu padanya. Hahaha. Di bawah selimut yang hangat, dia menyatakan kalau Shao Xi adalah satu-satunya yang bisa dipeluknya.
Malam itu, mimpi buruk yang sudah lama tidak muncul, muncul lagi dan mengagetkan Li Zheng. Shao Xi, di sisinya, juga terbangun. Shao Xi menanyakan tentang mimpi buruk yang terlihat sangat mempengaruhinya. Li Zheng mulai berbagi tentang kecelakaan mobil fatal yang menewaskan orang tuanya. Dia berbicara tentang rasa sakit yang dia rasakan dan saat yang tepat saat dia sadar kalau orang tuanya sudah meninggal. Banyak yang berkomentar bahwa dia bertahan karena dipegang erat ibunya tapi dia bertanya-tanya apakah lebih baik kalau dia tidak dipeluk begitu rapat dan kalau dia tidak merengek ingin ke taman hiburan. Dia sadar bahwa dia perlahan berubah sejak kecelakaan itu. Tidak bisa lagi dia mendekat dengan orang lain, karena kedekatan dengan orang lain, menimbulkan bau darah yang mengingatkannya akan kecelakaan fatal itu. Dia perlahan menarik diri dan menjadi penyendiri karena dia tidak ingin dicap sebagai orang aneh.
Shao Xi mendengarkan dengan tenang Li Zheng yang sedang menceritakan rahasianya. Tapi setelah dia selesai, Shao Xi menceritakan kecelakaannya. Dia mengaku setelah dirinya sadar, dia merasa lega dan senang melihat Li Zheng berdiri selamat di sampingnya. Dan karena ini; Shao Xi juga percaya kalau orang tuanya Li Zheng, Papa dan Mama Yan, juga pasti senang melihat dia selamat dari kecelakaan itu dan terus hidup. Dia bahkan menambahkan kalau itu adalah berkah sehingga dapat bertemu dengannya. Ini adalah adegan terobosan antara Li Zheng dan Shao Xi: Shao Xi akhirnya mengerti mengapa Li Zheng demikian rupa dan Li Zheng juga, mengerti bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah mempersiapkannya menjalin hubungan dengan Shao Xi. Sebagai penonton, sedikit membuatku tidak nyaman menyaksikan adegan ini. Seolah-olah mengganggu; ini pastinya merupakan bukti atas keserasian chemistry kedua aktor ini.
Keesokan harinya, Xiao Yu terbangun di pelukan Jin Li. Hahaha. Kedua anak laki-laki itu menjerit keras saat mereka menyadari kalau mereka tidak bermimpi. Shao Xi, Li Zheng, Xiao Ciao, dan Ru Ping bergegas menghampiri. Apa yang terjadi kemudian adalah adegan komedi dimana kedua anak laki-laki itu mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin malam. Xiao Yu bahkan bertanya siapa yang diciumnya; Ru Ping malu sekali telah dibocorkan rahasianya. Xiao Ciao memberi kesan kalau tadi malam, Jin Li berperilaku "lebih buruk daripada seekor binatang buas" setelah dia menanggalkan pakaiannya dan mendorongnya ke ranjang. Menyesatkan sekali. Hahaha.
Selagi Shao Xi dan Li Zheng sedang menikmati makanan bersama, Shao Xi mengaku kalau akhirnya dia sadar bahwa persepsinya tentang Li Zheng sebelumnya tidak mencerminkan Li Zheng yang sebenarnya. Li Zheng tampak cemas. Tapi kemudian, Shao Xi menambah kalau semakin kenal, dirinya semakin sayang padanya. Li Zheng tersenyum lebar mendengarnya. Sepertinya berbagi rahasia semakin mendekatkan mereka sampai akhirnya, Li Zheng mulai menghentikan kebiasaan sumpit komunalnya. Wahhh... Li Zheng bahkan mengambil sepotong makanan dengan sumpitnya dan bermaksud menyuapkan Shao Xi. Tapi yang lebih mendebarkan, begitu dekat, Li Zheng malah mencium Shao Xi. Squeeee ... Shao Xi kaget karena tidak menyangka dan meminta ciuman sekali lagi. Li Zheng lebih dari senang untuk memenuhinya.
Jin Li sedang bermain basket saat Xiao Ciao mendekatinya sambil mengenakan baju olah raga. Xiao Ciao menantangnya dan berkata jika menang, Jin Li harus serius berkencan dengannya. Jika kalah, dia akan mundur dan tidak mengganggunya lagi. Jin Li setuju dan permainan dimulai. Jelas, Xiao Ciao kalah, tapi dia kalah dengan sangat imut, dan sepertinya, Jin Li mulai tertarik. Akhirnya, Jin Li mengusulkan kalau dia bisa memasuki satu bola, dia akan menganggapnya sebagai pemenang. Ada momen komedi karena kata "tangkap bola" mirip dengan "cium aku" dan Xiao Ciao berpikir Jin Li memintanya untuk menciumnya. Hahaha. Xiao Ciao akhirnya siap-siap untuk melempar satu bola tetapi dia melemparnya terlalu pendek jadi Jin Li membantu sehingga bolanya masuk ke dalam lingkaran. Awwww ... Kurasa Jin Li sudah mulai suka pada Xiao Ciao. Adegan ini berakhir dengan Jin Li berpura-pura jual mahal dan Xiao Ciao terus dengan gigih mengajaknya berkencan.
Ru Ping menyelenggarakan acara penandatanganan buku. Ada penulis lain di seberangnya yang menarik kerumunan yang lebih besar. Tapi tiba-tiba, Xiao Yu datang dengan koleksi bukunya. Di setiap buku, dia berulang kali memintanya untuk menjalin hubungan dengannya. Ini sangat imut sekali. Dinamika kedua karakter ini memang sangat ringan dan pas sekali. Saat Ru Ping selesai menandatangani semuanya, Xiao Yu mengemas semua buku dan bermaksud pergi menjauh. Tapi Ru Ping memintanya untuk membuka buku dan melihat tanda tangannya. Di salah satu buku, Ru Ping setuju untuk berhubungan. Xiao Yu menjerit gembira dan ingin mendekat. Satpam yang ditempatkan di sisi Ru Ping mencegahnya dan karenanya, Ru Ping menyatakan kalau Xiao Yu adalah kekasihnya. Yipeee... Shao Xi bercerita, lewat narasi, kalau Xiao Yu tak sengaja menjatuhkan Ru Ping dari pelukannya. Jadi dia harus merayu Ru Ping selama 3 bulan lagi sebelum benar-benar resmi menjadi kekasihnya.
Jin Li duduk di kafe bersama kedua temannya sambil menunggu dua lelaki lagi untuk sama-sama berkencan buta. Teman-temannya khawatir, karena kedua anak laki-laki yang dijanjikan itu belum juga datang. Akhirnya, Li Zheng dan Xiao Yu datang tapi mereka berbalik dengan cepat saat mereka menyadari kalau mereka diundang untuk berkencan. Jin Li memohon agar mereka tinggal. Dan datanglah seorang gadis berpakaian minim dengan payudara besar. Ini mengejutkan semua orang dan semua laki-laki mulai menggunakan skala musik untuk menilai buah dada sang gadis. Sebagai perempuan, seharusnya aku tersinggung tetapi hahaha, tidak bisa tidak menertawakan kejenakaan mereka. Tentu saja, pas saat Xiao Yu sedang menggambarkan buah dadanya Ru Ping, dia masuk dan mendengar semuanya. Rasakan! Hahaha...
Xiao Ciao dan Jin Li masih belum berhubungan juga. Tetapi Xiao Ciao pantang menyerah dan masih aktif mengejarnya. Lagi-lagi lewat narasi, Shao Xi yakin tinggal tunggu tanggal mainnya sampai mereka berkencan.
Shao Xi kesal karena kejadian di kafe. Li Zheng ikut dari belakang. Sadar kalau dirinya sedang diabaikan, Li Zheng memohon agar Shao Xi tidak mendiamkannya. Shao Xi akhirnya menjelaskan bahwa dia tidak kesal tetapi khawatir. Dia khawatir karena jika para gadis menilai laki-laki seperti yang mereka lakukan. Li Zheng pastilah berada pada skala tertinggi sedangkan dia berada di sisi berlawanan. Jadi tentu saja, dia khawatir. Li Zheng tertawa dan menyuruhnya untuk tidak khawatir karena sejak bertemu dengannya, hanya ada satu lagu yang diputar di kepalanya. Yup, mudah ditebak: "Close To You". Li Zheng membungkuk dan menciumnya. Yipeeee ...
Kilas balik ke orang tua mereka, yang sedang mengandung, akhirnya menjelaskan mengapa lagu ini sangat berarti bagi mereka berdua: orang tua mereka dengan lagu ini saat hamil dan itu juga dimainkan di hari ulang tahun keduanya Li Zheng. Setiap kali Li Zheng melihat foto ulang tahun keduanya, dia selalu teringat akan lagu ini. Indah sekali kenangan ini.
Adegan berikutnya adalah Shao Xi dan Li Zheng bermain dengan seorang bayi yang baru lahir. Ini adalah tipuan karena bayinya sebenarnya adalah adik kandung Shao Xi. Mama Zhong memaki kemajuan mereka yang amat lamban. Dia merasa karena mereka senang bermain dengan bayi, mereka seharusnya menikah dan membuat satu bayi sendiri. Setuju! Tapi Shao Xi dan Li Zheng melarikan diri dan keluar pintu secepat mungkin. Dan seri berakhir dengan kedua karakter utama berjalan bergandengan tangan ke masa depan mereka yang cerah.
Komentar
Aku sedikit kecewa dengan drama ini. Selain chemistry yang serasi antara Joanne Tseng dan Wang Zi dan terkadang para aktor pendukung, hampir tidak ada yang spesial dari drama ini. Awal-awalnya sangat memberi harapan tapi di tengah cerita, alur melambat dan perkembangan karakternya mulai mengecewakan. Kunilai drama ini sebagai drama yang biasa-biasa saja dengan akhiran yang terburu-buru. Episode terakhir terasa seperti versi Cliff’s Notes (versi ringkasan). Para karakter sepertinya menceritakan garis besar kejadian dan bukan benar-benar mengalaminya; ini pastinya karena banyak narasi. Memang aku bukan penggemar narasi-narasi ini.
Aku merasa banyak plot cerita yang tidak cukup dikembangkan. Keluarga Jin Li yang rumit adalah contoh plot yang sia-sia. Jika Li Zheng mengaku lebih awal, mungkin ada potensi bromance antara Jin Li dan Li Zheng. Dan plot Angelina, bisa menjadi ketegangan menarik karena Jin Li mendorongnya jauh hanya karena ingin berontak.
Sebenarnya aku tidak keberatan tidak ada hambatan nyata antara Li Zheng dan Shao Xi, kecuali sedikit kesalahpahaman di sana-sini, tapi memang aku berharap ada pertumbuhan konkret saat mereka menavigasi trauma masa kecilnya Li Zheng. Unsur-unsur komedi drama ini tidak terlalu menarik tapi memang aku menikmatinya. Walaupun menjelang akhir, momen-momen komedi ini terlihat terlalu biasa; cenderung terjadi di tengah adegan-adegan serius. Chemistry yang kuat antara kedua pemeran utama berhasil menyelamatkan drama ini dipenuhi oleh humor paksaan dan pembongkaran akhir yang lemah. Contohnya: pemeran antagonis Jin Pai. Tanpa itu, aku mungkin sudah tidak nonton setelah Episode 7. Ini semua merupakan masalah klasik yang diakibatkan karena para pembuat drama tidak bisa terhubung dengan materi mereka; alias tidak nyambung.