Kamis, 02 November 2017

[RECAP/ IND] 稍息立正我愛你 (Attention, Love!) Ep. 13

Bai Bai bertanya apakah Li Zheng memperlakukannya dengan baik karena dia ingin membuat Shao Xi cemburu. Dia melihat Shao Xi pulang dan langsung sengaja menarik dan mencium Li Zheng pas di pipi. Li Zheng sangat terkejut tentu saja. Li Zheng menjauhkan dirinya dan melihat matanya Bai Bai sedang memperhatikan sesuatu di belakangnya jadi dia berbalik. Dia lalu melihat Shao Xi dan Jin Li memutar balikkan motornya dan pergi menjauh. Li Zheng memanggil Shao Xi tetapi tak diindahkan. Bai Bai berkata kalau Shao Xi tidak akan mempercayai kata-katanya walaupun dia jelaskan. Dia mengaku kalau dia mengelabuhi Shao Xi, di bis tadi, kalau Li Zheng menciumnya di hotel. Jadi kombinasi antara kebohongan ini dan ciuman yang baru saja dia saksikan, pastinya Shao Xi akan mempercayai rekayasa Bai Bai. Li Zheng bertanya apa sebenarnya tujuan dia. Bai Bai mengaku semuanya agar dia tahu bagaimana rasanya digunakan. Oke deh, kapan sih Li Zheng menyalahgunakan dia? Dari undangan belajar bersama sampai sekarang, Bai Bai-lah yang memulai segalanya. Li Zheng seringkali menolak ajakan-ajakannya. Palingan, bisa dikatakan kalau Li Zheng menoleransikan dia. Menggunakan dia?! Bai Bai berkhayal nih. Hmmm… sepertinya aku bisa mencium aka nada masalah di episode-episode kemudian.
Jin Li mengajak Shao Xi pergi makan. Shao Xi terus mengabaikan telponnya Li Zheng dan Jin Li melihat itu semua. Pernah dengar mode diam (silent mode)?! Dramatis sekali. Hahaha. Shao Xi bertanya apakah Bai Bai lebih cantik dan lebih kewanita-wanitaan daripadanya. Jin Li mengaku kalau sekilas, memang iya. Shao Xi menangis dan berkesimpulan kalau begitu, memang pantaslah Li Zheng jatuh cinta padanya. Jin Li lalu menegurnya karena meremehkan dirinya. Shao Xi adalah cinta pertamanya jadi kalau dia jelek, berarti dengan tidak langsung, dia mengejek selaranya Jin Li. Shao Xi berterima kasih padanya karena telah menghiburnya. Jin Li menegaskan kalau dia tidak hanya menghiburnya dan menariknya keluar. Hahaha… Ini aku harap mereka keluar restoran setelah membayar tagihan dan tidak hanya makan dan jalan saja.




Jin Li mendudukkan Shao Xi di depan pelukis jalanan. Jin Li bertanya apakah sang pelukis bisa melukis seseorang berdasarkan deskripsi kata-kata. Setelah mendapatkan persetujuan darinya. Jin Li menyuruh Shao Xi mengeluarkan kaca, melihat dirinya, dan menjelaskan wajahnya ke seniman. Shao Xi memberikan penjelasan yang kurang menarik. Jin Li melihat hasil kerjaan si pelukis dan menggelengkan kepalanya. Dia lalu memintanya menggambarkan satu lagi berdasarkan penglihatannya. Jin Li lebih tepat menjelaskannya dan menggunakan kata-kata saying seperti “hamster imut”, “bulat tetapi bersinar”, “berjiwa adil seperti pahlawan”, “terbuka dan riang”, dan “lebih cantik dari yang dirasanya”. Tarik napas dalam… Aku sangat terbelah di sini. Aku tidak keberatan kalau Shao Xi akhirnya berpacaran dengan Jin Li tetapi juga, bagaimana dengan Xiao Ciao yang imut dan bersemangat itu? Jin Li mengambil kedua gambar dari si pelukis dan menunjukkan dua hasil yang berbeda ke Shao Xi. Yang berdasarkan kata-kata Shao Xi, terlihat sedih dan murung tetapi yang berdasarkan kata-kata Jin Li, terang dan cantik. Jin Li tersenyum hangat dan berkata kalau menurut pendapatnya, Shao Xi lebih baik daripada Bai Bai.


Jin Li dan Shao Xi sedang berdiam di tepi laut. Shao Xi mengaku kalau kemarin malam, Li Zheng menciumnya dan menyatakan perasaannya. Dia bahagia. Tetapi berpikir lagi sekarang, Li Zheng tidak pernah mengucapkan namanya. Itu semua hanyalah angan-angan dia saja. Dia merasa bodoh. Jin Li diam mendengarkan dan duduk di sisinya. Shao Xi mengaku kalau pikirannya masih dipenuhi oleh Li Zheng walaupun setelah semua ini terjadi. Dia merasa lelah dan bertanya mengapa mudah untuk jatuh cinta tetapi sulit untuk berhenti. Jin Li mendekat ingin menciumnya tetapi lalu, dia berhenti karena melihat air mata Shao Xi berlinang. Akhirnya, Jin Li menyeka tangisannya. Jin Li memintanya untuk membiarkan dirinya mengasihinya saja dan tidak masalah kalau dia tidak membalas perasaannya. Dia lalu mengambil kepala Shao Xi dan menyenderkannya ke pundaknya. Aku sungguh suka pengambilan film di sini; kamera yang menjauh dari kedua karakter ini: sangat cantik, sedikit terlepas, dan sangat pas rasanya.


Jin Li mengantar Shao Xi ke rumah orang tuanya. Dia menyuruhnya untuk tidak khawatir dan tidak memikirkan apa-apa malam ini. Dia lalu berpamit pulang. Saat Shao Xi masuk ke rumah, dia melihat orangtuanya yang sedang bercumbuan. Hahaha. Sungguh menakjubkan bagaimana orangtuanya masih bisa memberikan Shao Xi trauma masa kecil di usianya. Sekali lagi, ini adalah  langkah yang terduga dari sebuah drama yang memang menolak untuk terlalu serius. Shao Xi menjelaskan kalau dia tidak punya kelas besok jadi dia pulang untuk beristirahat. Papa dan Mama Zhong dengan tenang menyambutnya tapi saat dia jauh dari pandangan mereka, Papa Zhong menyerukan kecurigaannya: mungkin ada masalah. Shao Xi naik ke lantai dua dan mampir ke kamar Li Zheng. Shao Xi berharap agar dia bisa cepat menghentikan perasaannya sehingga dia dapat menerima Li Zheng yang suka gadis lain. Dengan itu juga, dia lalu bisa tersenyum riang walaupun harus terus tinggal di daerah yang penuh kenangan mereka berdua. Shao Xi mengilas balik semua momen yang dia lalui dengan Li Zheng. Dia khawatir dia tidak akan bias melupakan perasaannya. Shao Xi berbaring di tempat tidur Li Zheng dan terus menangis. Tarik napas dalam... Li Zheng, ini semua salahmu!


Li Zheng sedang menunggu Shao Xi di luar rumah. Dia terus memandang pesan-pesannya untuk Shao Xi yang tidak terjawab antara lain pesan-pesan yang memohonnya untuk angkat telpon, untuk tidak salah sangka dan untuk mendengarkan penjelasannya. Jin Li tiba di rumah. Li Zheng langsung bertanya dimana Shao Xi. Jin Li tidak menjawab dan sebaliknya, menyuruhnya untuk ikut ke taman terdekat. Jin Li menonjok Li Zheng dan keduanya mulai saling memukul. Jin Li marah karena Li Zheng tidak mempertimbangkan perasaan orang lain dan malahan menggoda dua gadis yang berbeda. Li Zheng balik marah dan bertanya bukannya Jin Li sedang menunggu kesempatan untuk mengelinap antara dia dan Shao Xi? Jin Li menegaskan bahwa dia ingin melindungi Shao Xi. Dia bahkan ingin menciumnya tapi Shao Xi tidak berhenti menangis walaupun dia sudah bersusah payah menghiburnya. Melihat Shao Xi yang terus menyembunyikan tangisannya, Jin Li sadar kalau dia tidak akan bisa menggantikan Li Zheng di hatinya. Jin Li akhirnya bertanya apakah Li Zheng menyukai Shao Xi.


Li Zheng perlahan duduk dan mengaku kalau dia menyukai Shao Xi! Jin Li dengan kesal memerintahkannya untuk langsung menyatakan perasaannya. Li Zheng tetapi terus dengan tenang bertanya pada Jin Li apakah dia ada penyesalan. Li Zheng berkata kalau sejak Da Mao membeberkan catatan harian Shao Xi, dia memiliki banyak penyesalan: karena tidak berkata apa-apa ataupun menghibur saat dia menangis dan juga karena tidak cepat sadar akan perasaannya sendiri. Mendengar ini hanya membuat Jin Li semakin muak. Dia anjurkan agar tidak terlalu rumit dan cepat bertindak. Hahaha. Ya, aku sependapat dengan Jin Li di sini. Li Zheng kembali lagi menjelaskan kalau dia cemburu atas interaksi antara Jin Li dan Shao Xi. Shao Xi selalu tersenyum kalau ada dengannya. Tapi dia tetap tidak rela kalau Shao Xi berkencan dengan Jin Li. Jin Li menegur ketidaksadarannya Li Zheng: perempuan bisa tersenyum ke siapa saja tapi mereka hanya akan menangis untuk yang dikasihinya. Kebenaran ini akhirnya mencerahkannya dan Li Zheng dengan tenang merenungkannya.


Jin Li sedang tidur di kamarnya ketika dia mendengar suara berisik datang dari kamar Shao Xi. Dia keluar dan bertanya apakah dia sedang melakukan pembersihan besar? Shao Xi berkata kalau dia akan pulang ke rumahnya. Jin Li dengan sarkastis memujinya karena Shao Xi pindahan pas sewaktu Li Zheng tidak ada. Shao Xi akui kalau dia menghindari Li Zheng karena dirinya belum siap untuk merestui Li Zheng dan Bai Bai. Awalnya, Jin Li ingin menyatakan kalau Li Zheng juga suka padanya tapi kemudian, dia berubah pikiran karena semalam, Li Zheng sudah menolak bantuannya. Sebagai gantinya, Jin Li menawarkan diri untuk membantu mengemas barang dan membawanya ke rumah Shao Xi. Shao Xi memberi obat untuk wajah Li Zheng yang memar dan kemudian turun untuk mengambil kantong sampah. Ditinggal sendirian, Jin Li duduk untuk  mengobati memarnya, dia melihat boneka Shao Xi yang memiliki kemampuan merekam dan diam menatapnya. Hmmm... Mungkinkah? Penasaran... Li Zheng juga memegang boneka ini saat dia bertukar kamar dengan Shao Xi.


Di adegan berikutnya, Jin Li mengajak Bai Bai untuk berkolaborasi karena dia menyukai Shao Xi dan Bai Bai, Li Zheng. Sepertinya Jin Li sedang memasang jebakan di sini. Shao Xi sedang bermalas-malasan di tempat tidurnya saat dia mendengar Jin Li melemparkan bebatuan ke jendelanya untuk mengajaknya berkencan. Li Zheng pulang ke apartemen dan melihat pintu Shao Xi sedikit terbuka. Dia datang menghampiri dan memanggil namanya. Dia mendorong pintu dengan ringan dan saat melihatnya kamarnya kosong, Li Zheng lari keluar. Jin Li dan Shao Xi sedang bersenang-senang di sebuah tempat permainan. Awalnya, Shao Xi enggan ikut tapi Jin Li membujuknnya dan berhasil. Dalam waktu singkat, diapun mulai bersenang-senang. Jin Li juga menyita ponselnya karena dia tidak ingin Shao Xi terbagi-bagi perhatiannya. Dia melihat teleponnya dimatikan. Dia bertanya-tanya dengan lantang apakah karena Shao Xi tidak ingin Li Zheng menghubunginya atau malahan khawatir tidak akan dihubungi Li Zheng. Tepat sekali tuh dugaan Jin Li yang kedua! Dinamika antara Shao Xi dan Jin Li sangat sederhana dan riang, memang seharusnya beginilah masa-masa kuliah.


Li Zheng pergi ke rumah Papa dan Mama Zhong dan masuk ke kamar Shao Xi. Dia melihat semua barang-barangnya yang terkemas. Mama Zhong masuk dan memberitahu kalau Shao Xi sedang pergi dengan Jin Li. Dia bertanya apakah mereka bertengkar karena Shao Xi tiba-tiba ingin pulang ke rumah. Li Zheng terdiam dan tidak menjawab apapun. Tidak sopan! Atau mungkin, itu karena hasil edit-an? Jin Li membawa Shao Xi ke suatu taman yang disulap menjadi bioskop terbuka untuk memenuhi janjinya yang dulu. Tarik napas dalam... Ini jelas adalah adegan penutupan untuk Jin Li. Dia memasang film yang terputar saat mereka pertama kali bertemu. Mereka mengenang pertemuan pertama mereka di bioskop, dimana Shao Xi menangis, dan juga malam-malam di suatu toko, dimana Jin Li-lah yang gantian menangis. Jin Li secara tidak langsung mengucapkan terima kasih karena dia akan tetap brengsek jika tidak bertemu dengannya. Shao Xi akhirnya mengambil balik kata-katanya yang mengejek Jin Li sebagai orang yang tidak tahu bagaimana mengasihi seseorang. Jin Li merasa puas karena akhirnya diakui perasaannya dan menemukan penutupan.


Jin Li kemudian memberikan Shao Xi 2 hadiah. Yang pertama adalah rekaman suara Bai Bai yang mengaku kalau dia bohong tentang ciumannya dengan Li Zheng. Dan hadiah satunya lagi adalah boneka rekaman Shao Xi yang tersimpan di dalamnya, pengakuan Li Zheng kalau dia juga suka padanya. Sadar kalau itu memang Li Zheng, Shao Xi tertegun. Di adegan berikutnya, Jin Li mengantar Shao Xi pulang ke apartemen. Dia berkata kalau setelah ini, dia tidak akan mencampuri urusan Shao Xi dan Li Zheng lagi. Ini adalah yang terakhir. Dia kemudian dengan tenang, tapi sedih, pergi.


Shao Xi menunggu di kamar. Dia mencari teleponnya di dalam tas tapi sadar kalau masih dipegang oleh Jin Li. Dia bermain dengan boneka rekaman sambil mengingat kembali pengakuannya di tepi sungai, dia menekan tangan boneka dan pengakuan Li Zheng terdengar. Dia tidak sabar menunggu dan akhirnya, turun ke bawah. Pas di saat itu, dia berpapasan dengan Li Zheng yang baru pulang. Li Zheng mendekati Shao Xi. Shao Xi menjelaskan kalau dia bereaksi berlebihan sebelumnya dan sekarang sudah tahu kalau Li Zheng tidak berkencan dengan Bai Bai. Tiba-tiba, Li Zheng memeluknya erat-erat. Dia menyuruhnya untuk tidak bersembunyi lagi, tidak pindah jauh, tidak mengkhawatirkannya, tidak meninggalkan sisinya, dan akhirnya, tidak melihatnya sebagai teman. Hmmm ... Jadi, bagaimana seharusnya dia mengganggapmu? Shao Xi menangis, air mata gembira atau lega, sepertinya, dan balik memeluknya. Akhirnya!


Jin Li berada di sebuah tempat karaoke bersama Xiao Ciao dan teman-temannya. Ah Ke dan Xiao Jian akhirnya menyadari kalau Jin Li sedang merajuk sendirian di tengah ruangan. Setia kawan sekali ya!? Sebuah melodi lagu yang dikenal mulai dan Jin Li mulai menyanyikan lagu yang selalu mengingatkannya akan Shao Xi. Dia mulai mengenang Shao Xi kembali dan tanpa sadar, air matanya jatuh. Xiao Ciao diam memperhatikannya tetapi lalu dia memotong lagu itu. Tindakan itu menyadarkan Jin Li dari lamunannya dan dia tiba-tiba pergi. Xiao Ciao mengikutinya. Dia menaiki sepedanya dan Xiao Ciao memanjat di belakangnya. Jin Li menyuruhnya turun tapi dia menolak. Jin Li menyuruhnya untuk tidak menyesali keputasan ini nantinya. Dia membawa Xiao Ciao ke kamar hotel. Dia masih bertanya apakah dia tidak akan menyesal. Xiao Ciao memastikan kalau dia tidak akan. Jin Li mendekat tetapi tidak bias menahan air matanya yang tiba-tiba turun. Dia turun dari ranjang dan mulai menceritakan kepedihan hatinya. Xiao Ciao menghampiri dan juga berkata kalau hatinya juga hancur saat ini. Tarik napas dalam... Adegan ini sangat menyedihkan.


Jin Li sampai di depan gerbang apartemen tapi enggan masuk ke dalam. Dia membayangkan Li Zheng dan Shao Xi bercumbu di ruang tamu dan tidak ingin menyaksikannya. Dia bahkan memarahi dirinya karena telah mendorong hubungan mereka . Hahaha. Akhirnya dia masuk ke dalam dan di ruang tamu, dia hanya melihat Shao Xi yang sedang bersarapan sendirian. Jin Li bingung dan bertanya dimana Li Zheng. Shao Xi acuh tak acuh mengatakan bahwa dia mungkin berada di kamarnya. Jin Li sangat terkejut dan dengan keras memintanya untuk menceritakan kejadian kemarin. Shao Xi mengingat semua yang terjadi tapi saat masih menjelaskan, Jin Li memotongnya dan bertanya apakah Li Zheng telah mengaku dan apakah mereka resmi berkencan sekarang. Shao Xi menggelengkan kepalanya. Frustasinya Jin Li memang benar-benar bias dipahamkan; kontrol diri Li Zheng itu memang luar biasa untuk usianya. Li Zheng bergegas naik ke lantai atas untuk menginterogasi Li Zheng.


Dia dengan keras mengetuk pintu Li Zheng sementara Shao Xi di belakang menahannya. Dia melepaskan tahanannya saat Li Zheng akhirnya membuka pintunya. Jin Li menyerobot masuk dan mengunci pintu. Jin Li bertanya mengapa dia menyia-nyiakan kesempatannya kemarin? Shao Xi masuk ke kamarnya dan mencoba masuk dari pintu balkon. Jin Li mencegah Li Zheng agar tidak membuka pintu. Dia menawarkan beberapa nasihat untuk Li Zheng: bagaimana dia harus mengklarifikasi perasaannya dan tidak ragu-ragu. Li Zheng menepisnya dan berkata kalau ini antara dirinya dan Shao Xi saja. Li Zheng berhasil lolos, membawa Shao Xi kembali ke kamarnya, dan mengunci pintu. Lalu, dia dengan lembut mendekati Shao Xi dan mengajaknya kencan. Wow, harus diakui; suka sekali dengan tatapan Li Zheng yang tajam dan pendekatannya yang serius.


Li Zheng membawa Shao Xi kembali ke SMA mereka. Mereka masuk kelas Shao Xi dan Li Zheng menuliskan satu rumus Einstein tentang Relativitas Khusus di papan tulis. Dia menjelaskan kepada Shao Xi kalau menurut teori ini, selama seseorang bisa melampaui kecepatan cahaya, seseorang bisa kembali ke masa lalu. Dia kemudian bertanya kalau memungkinkan, apakah ada hari tertentu di masa lampay yang ingin dia ulangi? Shao Xi tidak bisa memilih satu waktu yang spesifik jadi dia balik bertanya apakah Li Zheng punya waktu tersebut. Dia mengaku bahwa dia sering berharap bias kembali ke hari saat Da Mao membeberkan buku hariannya. Seandainya dia tidak melarikan diri dan membuat keputusan yang berbeda, dia bertanya-tanya bagaimana hubungan mereka sekarang? Misalnya, jika dia juga mengaku waktu itu, jika dia menghibur saat Shao Xi merobek halaman dari buku hariannya, atau jika dia mengiyakan ajakan berkencan di tepi sungai. Li Zheng mengatakan jika dia melakukan hal-hal itu, pastinya dia punya banyak penyesalan dan Shao Xi juga, tidak akan menumpahkan begitu banyak air mata karena dia. Tapi dia sadar bahwa tidak ada gunanya menyesal karena dia tidak pernah bisa menentang aturan fisika dan mengulang kembali. Jadi dia memutuskan untuk mengubah dirinya yang di masa kini. Dia mendekati Shao Xi, menyeka air matanya, dan menciumnya dengan lembut. Akhirnya!
Komentar
Banyak sekali ya adegan kilas balik!? Aku suka melihat Li Zheng akhirnya berbuat sesuatu tetapi aduh, adegan kilas balik di episode ini hampir 10 menit. Lambat sekali laju episode ini. Adegan pengakuan Li Zheng juga biasa saja. Mungkini karena sudah lama berlarut-larut jadi ketertarikanku sudah bukan seperti awal-awal. Aku rasa setelah semua lika-liku drama ini, adegan puncak ini kurang menggetarkan. Sepertinya kurang sesuatu… Catatan untuk penulis: mungkin lain kali, lebih cepat deh menuju ke adegan pernyataan.
Episode ini menambahkan beberapa pertanyaan tentang keterlanjutan khususnya di topik Bai Bai dan hubungan Xiao Ciao dan Jin Li. Tersirat jelas maksud sang penulis yang ingin membuat Bai Bai sebagai antagonis berikutnya; jadi marilah kita duduk tenang dan lihat konflik apa yang akan muncul. Aku lumayan menantikan ini sih. Karena sepertinya dia adalah gadis palsu yang bisa bermain kotor. Nah, bukannya itu sudah terdengar seru? Aduh semoga tidak mengecewakan.


Drama Taiwan biasanya memperhatikan fan service. Jadi aku juga, berharap Xiao Ciao dan Jin Li akan mendapatkan akhir yang bahagia juga. Aku benar sangat berharap untuk mereka. Aku pastinya akan merasa sedih kalau mereka akhirnya tidak bersama.


0 komentar:

Posting Komentar