Kamis, 05 Oktober 2017

[RECAP/ IND] 稍息立正我愛你 (Attention, Love!) Ep. 10


Li Zheng dan Shao berdua ada di atap untuk mengambil cucian mereka. Tangan mereka bersentuhan karena mereka mengambil atasan yang sama. Shao Xi melepaskan tangannya terlebih dahulu dan memberitahu Li Zheng untuk membereskan kaosnya sendiri. Dia berputar untuk pergi tetapi kembali menghadap dan berkomentar kalau mereka sudah lama tidak bertemu dan bertanya apakah Li Zheng sedang menghindarinya. Li Zheng menjawab dia terlalu banyak berpikir dan kalau dia tidak menjauhinya.




Di kamarnya, Li Zheng mengeluarkan box yang isinya pesawat kertas berisi pikiran Shao Xi: “Tidak hanya aku lulus dari SMA hari ini, aku juga akan lulus dari perasaanku padamu.” Dia terlihat diam dan berpikir. Mas, lakukan sesuatu dan cepat. Gadismu sudah mulai lari menjauh.




Jin Li datang ke sebuah kafe untuk bertemu dengan Ah Ke dan Xiao Jian. Tetapi dia menunduk saat dia melihat Xiao Ciao ada di antara mereka. Dia bersembunyi di belakang kasir dan mulai menulis pesan untuk Ah Ke. Dia menyuruh Ah Ke membaca kata-katanya dengan keras sesuai dengan apa yang ditulisnya. Dia berkata pada Xiao Ciao kalau Jin Li bukanlah seperti apa yang terlihat. Dia adalah baj*ngan kelas tinggi, yang mengencani dan meniduri banyak gadis-gadis. Satu gadis bahkan pernah menjalankan aborsi untuknya. Dia berkesimpulan kalau gadis baik seperti Xiao Ciao, tidak seharusnya mengarahkan perhatiannya pada Jin Li. Xiao Ciao diam sejenak dan lalu berdiri, menyiram Ah Ke, dan membela Jin Li. Xiao Ciao yakin kalau Jin Li mulai berkencan dengannya, dia pasti akan berubah dan menjadi lelaki yang baik. Aku suka sekali dengan gadis ini! Kepercayaan dirinya, kesetiaannya, dan prinsipnya sangat menakjubkan. Aku sangat berharap si Lesung Pipi mulai memperhatikan dia. Benar ingin agar dia mendapatkan akhir yang bahagia. Jin Li mulai melihat gambar pulau terbengkala dan bertanya apakah kakaknya rela meminjamkan dia uang untuk membelinya. Hahaha…




Shao Xi dalam menuju kamar saat dia mendengar suara dari kamar Li Zheng. Li Zheng memperkenalkan teman-teman grup belajarnya: Bai Bai, Da Tong, dan Ah Zhi. Shao Xi memperkenalkan dirinya dan Li Zheng menjelaskan kalau dia adalah teman SMA-nya yang sekarang menjadi teman serumah karena kebetulan tinggal di satu gedung. Duh… Aku tidak suka bagaimana Li Zheng meremehkan hubungan mereka ke teman-temannya. Shao Xi paling sedikit adalah teman pribadi yang dekat dan paling banyak, adalah calon istrinya. Hanya memperkenalkan dia sebagai teman SMA / teman serumah benar-benar penghinaan! Ah Zi merasa haus dan bertanya apakah ada sesuatu untuk minum. Shao Xi menawarkan es teh dan disambut hangat. Selagi dia menyiapkan minuman di dapur, Bai Bai datang membantu. Dia bertanya apakah Li Zheng dan Shao Xi benar hanya teman SMA dan apakah ada ketidakpastian di hubungan mereka. YA, ADA! Tetapi tentu saja, Shao Xi menyampingkan dan menekankan kalau mereka terlalu dekat untuk punya perasaan khusus. Li Zheng turun ke bawah pas saat dia berkata demikian dan dia terlihat marah dan kesar. Rasakan! Siapa suruh tidak jujur?!




Li Zheng mengantar teman-temannya keluar dan lalu masuk ke dapur untuk membersihkan gelas. Shao Xi datang dan mengajaknya berbicara. Li Zheng teringat atas jawaban asalnya atas pertanyaan Bai Bai dan terus diam mencuci. Shao Xi berkata kalau Bai Bai adalah gadis baik dan terlihat sangat perhatian pada Li Zheng. Eh tunggu! Apakah Shao Xi sedang menjodohkan Li Zheng dengan Bai Bai? Li Zheng bertanya kesal, “Jadi?” Shao Xi mendengar kekesalan di jawabannya dan bertanya apa yang membuatnya jengkel. Li Zheng meledak karena Shao Xi terlihat cuek dan tidak cemburu, dia mulai marah-marah karena Shao Xi sering mengambil dan meminjam sabun detergennya tanpa izin. Hahaha… Tampaknya Li Zheng kembali menjadi balita kalau marah. Li Zheng dan Shao Xi berdua mulai berantam dan Li Zheng lari marah ke kamar sebelum dia bisa mendengar Shao Xi cemburu karena teman belajarnya cantik, tertarik padanya, dan datang berkunjung. Duh… Cape dech.




Keesokan paginya, Shao Xi datang ke kelas dan disambut oleh dua teman barunya. Mereka melihat Shao Xi jengkel dan bertanya apa yang membuatnya merasa demikian. Shao Xi mengesampingkan kekhawatiran mereka dan berkata dia tidak ingin membicarakannya. Jadi temannya beralih pembicaraan ke rencana makan-makan setelah kelas berakhir. Restoran Korea yang baru buka disebut. Ketiga gadis Jin Pai mendengar seluruh pembicaraan mereka dan mulai licik. Di adegan selanjutnya, dapat dilihat teman Shao Xi diintimidasikan oleh pihak Jin Pai di toilet. Hmmm… Mulai berfirasat buruk nih.




Benar saja, teman-temannya datang pada Shao Xi dan mengeluarkannya dari grup belajar karena tiba-tiba grup-nya sudah penuh. Mereka bergegas meninggalkan kelas dan tidak menjawab sewaktu Shao Xi mengingatkan mereka untuk makan bersama seusai kelas. Xiao Ciao dan Xiao Yu mendengarkan seluruh ini tetapi mengabaikannya. Kedua gadis ini bukanlah teman. Duh, mereka berdua sangat tidak setia kawan.


Shao Xi duduk sendiri di restoran sambil menunggu kedua teman palsunya datang. Dia coba menghubungi mereka tetapi tidak dibalas. Dan kita tahu kenapa! Kedua temannya sedang bernyanyi di tempat karaoke bersama pihak Jin Pai, Xiao Ciao, Ah Ke, dan Xiao Jian. Xiao Ciao bertanya pada Xiao Jian apakah Jin Li juga akan datang. Dan pas, Jin Li tiba. Dia menaruh kuncinya di meja dan duduk. Dia melihat kalau Shao Xi tidak ada dan mulai bertanya keberadaanya. Semuanya terdiam dan berpura-pura tidak tahu sampai salah satu dari Jin Pai berkata kalau Shao Xi tidak akan datang karena dia tidak suka tempat seperti ini dan lebih ingin makan di restoran korea terdekat karena pria-pria tampan yang bekerja di sana. Jin Li mengesampingkan kebohongan mereka dengan berkata kalau Shao Xi tidak akan mengatakan hal itu. Dia langsung pergi setelah itu karena Shao Xi-lah alasan dia setuju datang. Xiao Ciao melihat kalau Jin Li pergi tanpa kuncinya dan lari menghampirinya. Para gadis Jin Pai juga, melihat kalau Xiao Ciao beranjak dan mengikutinya.




Gadis-gadis Jin Pai menghentikan Xiao Ciao dan menyarankan agar mereka bekerja sama untuk mengusir Shao Xi dari sekolah karena dia juga tidak suka padanya. Tetapi Xiao Ciao menolak karena dia tidak ingin merendahkan martabatnya dan ikut serta mengganggu Shao Xi. Ya! Keren deh Xiao Ciao! Jin Li mendengar seluruh pembicaraan mereka dan mulai menilai Xiao Ciao dengan berbeda. Dia memojokkan ketua Jin Pai dan memperingatkannya agar tidak terus mengganggu Shao Xi. Jin Li menjauh sesudah mengutarakan peringatannya tetapi peringatannya punya efek yang berbeda dari yang dikehendaki. Si ketua Jin Pai malahan terpesona karena kata-katanya yang keras dan mulai suka padanya.




Xiao Ciao mengejar Jin Li dan menyerahkan kuncinya yang tertinggal. Jin Li tersenyum manis, berterima kasih, dan bahkan memanggil namanya dengan hangat. Xiao Ciao tercengang mendengarnya tetapi merasa senang karena perubahan sikap ini.




Jin Li datang ke restoran dan bertanya pada Shao Xi siapa yang ditunggu. Shao Xi menjawab dia sedang menunggu Heng Heng dan Xiao Ha. Jin Li menjelaskan kalau mereka berdua sedang di tempat karaoke dengan beberapa teman lain dari kelasnya dan dari kelas Jin Li. Shao Xi terlihat bingung dan terkhianati. Duh… Kasian deh! Lebay sekali masih berbuat onar seperti ini di perguruan tinggi. Benar-benar tidak dipercaya, menurut pendapatku. Shao Xi coba beralasan kalau mereka mungkin lupa dan berdiri untuk pergi karena malu. Jin Li menghentikannya dan memohon agar dia menemaninya makan karena dia juga, belum makan. Ya ampun! Baiknya…




Selama makan malam, Jin Li mempersembahkan tiga daging untuk menyampaikan: 1) penyesalannya karena komentarnya yang terlalu ikut campur sewaktu sarapan di episode yang lalu, 2) janjinya kelak di kemudian hari tidak akan berkata asal-asalan lagi di depan Li Zheng, dan 3) keinginannya agar mereka berdamai. Duh… Jin Li terlihat sangat dewasa di sini. Jin Li mengatakan padanya kalau dia tidak perlu makan ketiga dagingnya tetapi cukup makan yang terakhir untuk menunjukkan pengampunannya. Shao Xi makan daging yang ketiga dan semuanya kembali membaik antara mereka berdua. Jin Li terlalu keren di sini. Dewasa dan perhatian. Membuatku kembali sedikit mengharapkan mereka berdua mulai berkencan. Tetapi tentu saja, drama ini tidak terlalu serius. Jadi apa yang terjadi setelah itu sesuai dengan harapan. Jin Li memintanya makan satu daging lagi yang memintanya menjadi kekasihnya. Tetapi saat menaruh daging itu di piringnya, ternyata terbakar. Hahaha...




Jin Li dan Shao Xi pulang dengan motornya. Shao Xi permisi untuk ke atas. Jin Li bertanya apakah dia dikucilkan teman-teman sekelasnya. Shao Xi tidak mengaku, menyuruhnya untuk tidak beromong kosong dan cepat-cepat ingin mandi. Jin Li memeluknya dari belakang dan bertanya apakah dia bisa seperti Li Zheng, tempat dimana dia selalu mencurahkan unek-uneknya. Li Zheng pas pulang, melihat pelukan itu, dan memerintahkan Jin Li untuk melepaskan Shao Xi. Dan tentu saja, satu adegan serius kembali menjadi komedi: Shao Xi menjatuhkan Jin Li karena memeluknya dan dengan tidak sengaja, melukai pundak kanannya. Hahaha... Kasian dech lu…




Shao Xi menaruh koyo di pundak Jin Li selagi Li Zheng memperhatikan keduanya dari ambang pintu. Li Zheng terlihat puas Jin Li cedera. Shao Xi meninggalkan kamar dan Li Zheng menutup pintu. Shao Xi ingin balik ke kamarnya tetapi Li Zheng menangkap tangannya. Li Zheng menatapnya dengan lembut dan Shao Xi sedikit salah tingkah. Jin Li mengganggu mereka karena ingin mengembalikan koyo dan obat semprot-nya Shao Xi. Li Zheng melepaskan tangan Shao Xi. Shao Xi mengambil barang-barangnya dan menyuruhnya untuk beristirahat dengan baik. Mereka mulai bercanda sedikit dan Li Zheng kesal melihatnya. Hahaha… Aku sebenarnya suka sekali melihat Li Zheng terganggu dan kesal karena ini. Memang sudah waktunya dia menunjukkan perasaannya.




Sendirian di koridor, Jin Li memberitahu Li Zheng untuk meminta penjelasan padanya kalau dia ada pertanyaan tentang pelukan tadi. Li Zheng menjawab kalau dia tidak perlu penjelasan karena cedera pundaknya sudah menerangkan semuanya. Jin Li memancing apakah benar dia tidak khawatir Shao Xi akan mulai suka padanya. Li Zheng mengeluarkan peringatan keras kalau dia akan marah besar kalau itu terjadi. Walahhh… Untuk sebentar, aku hampir saja lupa kalau Li Zheng bisa menjadi orang gila kalau marah. Da Mao, kasus contohnya.




Shao Xi melihat kedua teman palsunya di kelas dan menghampiri mereka. Dia bertanya kemana mereka kemarin karena dia lama sekali menunggu di restoran. ‘Temannya’ bertanya apakah Shao Xi menuduh mereka karena ingkar janji. Mereka mulai menjelek-jelekkan dia dan pergi menjauh dari Shao Xi. Gadis pengganggu Jin Pai lagi-lagi mengejek di samping. Duh… Siapa yang perlu musuh kalau punya dua teman seperti mereka? Xiao Yu dan Xiao Ciao lagi melihat interaksi mereka tetapi tidak melakukan apa-apa untuk membela Shao Xi.




Adegan berikutnya adalah adegan tanpa percakapan dimana Shao Xi melihat semua di universitas punya teman dan hanya dialah yang sendirian. Aku merasa sangat kasihan padanya. Jin Li berpapasan dengan profesornya di tangga dan berhenti. Profesornya mengatakan kalau Shao Xi, juniornya, bolos kelas dan mungkin akan tidak lulus kalau terus bolos. Jin Li khawatir.




Xiao Ciao menunggu Jin Li di luar dengan 2 gelas kopi. Dia mempraktekkan lagaan imut dan cuek untuk menyerahkan kopi. Hahaha... Aku benar suka sekali karakter ini. Jin Li menelpon Shao Xi tetapi tidak dijawab. Dia menyuruh dirinya agar tidak khawatir karena sudah biasa, mahasiswa bolos kelas. Jin Li melihat Li Zheng. Dan setelah ragu sejenak, memberitahunya kalau Shao Xi tidak bisa dihubungi dan sedang dikucilkan oleh teman-teman sekelasnya. Dia memohon agar Li Zheng menghubunginya kalau dia menemukan Shao Xi dan diapun juga akan melakukan yang sama. Kedua lelaki ini setuju dan berpencar.




Shao Xi menunggu di luar sekolah. And datang berlari adalah Ru Ping yang menyambutnya dengan riang. Shao Xi terlihat lega. Ru Ping bertanya mengapa dia datang tiba-tiba. Shao Xi bohong dan berkata kalau Ru Ping sangat lelah sebelum berangkat jadi dia datang untuk melihat bagaimana keadaannya sekarang. Ru Ping memberitahunya kalau dia merasa bebas dan bahagia di universitas. Dia bertanya bagaimana Shao Xi di universitas. Sebelum Shao Xi bisa menjelaskan, teman Ru Ping berkostum tradisional memberitahukan kalau sang direktur mencarinya. Shao Xi bingung melihat interaksi mereka dan Ru Ping menjelaskan kalau dia ikut serta di klub drama dan sekarang sedang menulis naskah sandiwara. Dia mengundang Shao Xi untuk melihat latihan sandiwara tetapi Shao Xi menolak dan memutuskan untuk pulang kembali ke Taipei. Ini sangat memilukan. Pertukaran peran ini pastinya sangat mengagetkan Shao Xi. Dia pastinya merasa sedih karena sepertinya hanya dialah yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik di universitas. Kedua teman sekawan ini berpelukan selamat tinggal dan Ru Ping sadar kalau ada sesuatu yang mengganggu Shao Xi.


  


Ru Ping menelpon Xiao Yu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Shao Xi. He mengaku kalau Shao Xi sedang dikucilkan di kelas karena pihak Jin Pai. Ru Ping marah padanya karena tidak membela. Xiao Yu malah berani berkata kalau bukan karena Ru Ping, dia tidak akan berteman dengan Shao Xi. Ru Ping mengingatkan dia kalau dialah alasan Shao Xi bermusuhan dengan gadis-gadis ini. Ru Ping kecewa karena sifatnya yang penakut. Dia menerangkan padanya kalau inilah alasan kenapa dia tidak pernah tertarik padanya. Xiao Yu diam saja persis sewaktu dia melihat Da Mao mengganggu dulu. Xiao Yu mengakhiri telpon dengan sedih saat mulai sadar kalau hubungannya dengan Ru Ping pasti berbeda kalau dulu dialah yang menghentikan Da Mao.




Shao Xi pulang ke rumah orang tuanya malam itu. Dia disambut hangat oleh masakan ibunya dan juga dengan Li Zheng yang tersenyum manis. Mereka semua duduk di meja makan dan mulai makan. Papa Zhong menasihatinya agar belajar dengan baik dan menghadiri kelas. Mama Zhong memperingatkannya kalau uang sekolah itu mahal. Shao Xi menerima semuanya dengan diam. Li Zheng dengan lembut menyakinkan Papa dan Mama Zhong kalau dia tinggal sebelahan dengan Shao Xi dan pastinya akan menjaganya dengan baik. Papa Zhong menekankan karena Li Zheng juga tinggal di rumah yang sama maka itu dia nyaman membiarkan dia tinggal di luar. Papa Zhong memberikan sinyal mata pada Li Zheng. Hahaha… Dasar kancil…




Seusai makan malam, mereka berdua jalan pulang. Shao Xi menerima satu pesan dari Ru Ping. Dia berkata kalau dia akan datang di akhir pekan ini. Shao Xi bertanya pada Li Zheng apakah dia tahu dia bolos kelas hari ini. Li Zheng menatapnya dan berkata agar Shao Xi bercerita saat dia ingin mengatakannya. Wah… Saat mereka tiba di rumah, mereka melihat Jin Li sedang makan hotpot dengan beberapa teman. Jin Li menyambut mereka dan mengundang Shao Xi dan Li Zheng untuk bergabung. Shao Xi ikut tetapi Li Zheng memutuskan untuk beristirahat di kamar. Jin Li menasihatinya agar melupakan segalanya dan hanya menikmati masa sekarang. Jin Li memang sangat baik hati. Setelah makan malam, Shao Xi pamit untuk jalan-jalan karena terlalu kenyang. Jin Li menawarkan diri untuk menemaninya tetapi ditolak.




Shao Xi ke atap dan bertemu Li Zheng di sana. Mereka berbicara tentang segalanya yang sedang dilalui Shao Xi: tentang bolos sekolah dan tentang pengucilan dirinya. Li Zheng membuatnya sadar kalau dia tidak perlu merasa malu dan juga, harus menghadapinya sendiri. Li Zheng mengingatkan Shao Xi kalau Shao Xi yang biasa tidak akan menerima masalah ini dengan diam, Shao Xi yang sebenarnya pasti akan melawan dua kali lebih keras. Dia mengingatkannya sewaktu Li Zheng menutup pintu kamarnya dengan kasar dan Shao Xi menghajarnya. Jin Li mendengar seluruh percakapan mereka di tangga dan sadar kalau dia kalah di babak yang ini. Ya, memang harus diakui kalau Li Zheng benar-benar memahami Shao Xi dan tahu persis apa yang harus dikatakan dan dilakukan setiap kalinya.




Di kelas, dua dari teman sekelas Shao Xi duduk di sekitarnya tetapi pindah saat mereka sadar kalau Shao Xi ada di dekat mereka. Gadis pengganggu Jin Pai ingin memancing Shao Xi tetapi Shao Xi malahan tenang dan menantang mereka untuk bertanding dengan berani. Ajakan Shao Xi membingungkan mereka dan sebelum mereka bisa membalas, profesor masuk kelas. Sang profesor mengangkat isu pengelompokan untuk tugas pertengahan semester. Dia memperhatikan ada beberapa murid yang belum punya kelompok dan meminta agar mereka mengangkat tangan. Shao Xi dan Xiao Ciao angkat tangan. Sang profesor menggrupkan mereka dan meminta agar murid-murid yang lain ikut dalam grup ini karena setidaknya memerlukan 4 orang. Setelah banyak diskusi dengan dirinya sendiri, Xiao Yu mengangkat tangannya. Dan satu murid lagi, Han Rong (Alice Ke), juga ditugaskan untuk bergabung.


  


Gadis-gadis Jin Pai membicarakan Shao Xi yang sepertinya cuek walaupun sudah dikucilkan. Li Zheng tidak sengaja mendengar seluruh percakapan mereka karena dia sedang membaca di bangku taman. Dia juga dengar kalau ketua Jin Pai mungkin ada rencana satu lagi untuk mengganggu Shao Xi. Li Zheng terlihat serius mempertimbangkan informasi baru ini. Aku rasa sudah waktunya Li Zheng gila tampil lagi! Bai Bai datang untuk memberi salam pada Li Zheng. Dia bertanya apa yang sedang dipandang olehnya. Li Zheng tidak mengaku tetapi Bai Bai melihat ke arah matanya dan sadar kalau Li Zheng sedang memperhatikan para gadis Jin Pai. Bai Bai bertanya apakah Li Zheng suka pada gadis-gadis tersebut. Dia menyaku kalau dia kenal mereka karena teman sekamarnya pernah berkata kalau mereka adalah berandalan sewaktu SMA. Mendengar ini membangkitkan ketertarikan Li Zheng. Dia akhirnya mengajaknya makan bersama karena dia luang. Tarik napas dalam… Aku sadar kalau Li Zheng melakukan ini untuk mendapatkan informasi tetapi tetap saja, dia menggunakan Bai Bai. Aku merasa kasian padanya. Secara bersamaan, Shao Xi melihat Li Zheng dan Bai Bai selagi mereka pergi bersama. Tarik napas dalam lagi… Satu lagi kesalah pahaman…




Jin Li mengajak Shao Xi untuk jalan-jalan mendadak dengan motornya. Xiao Ciao turut campur. Dia mengingatkan Shao Xi kalau mereka ada laporan yang harus dibicarakan malam ini. Shao Xi setuju untuk belajar bersama dan Jin Li bersukarela membantu mereka menyelesaikan laporan, karena dia ahli akan hal-hal ini. Hahaha… Ini dari seorang mahasiswa yang reputasinya adalah raja bolos.




Di kamar Shao Xi, keempat sekawan dan Jin Li sedang berputar pikiran bagaimana mereka seharusnya menyelesaikan tugas mereka. Mereka memutuskan untuk menggunakan contoh-contoh dari film untuk menerangkan teori bisnis. Ini setelah Han Rong mengaku kalau diriku suka nonton film dan sudah nonton banyak dari film seluruh dunia. Jin Li mengambil alih pembagian tugas dan semua sepakat akan menyelesaikan tugas sebelum pertemuan berikutnya.




Shao Xi mendengar sedikit suara dan keluar mengeceknya. Dia melihat Li Zheng bersama dengan Bai Bai hendak masuk ke kamarnya untuk belajar. Li Zheng menjelaskan kalau dua anggota lainnya tidak bisa hadir hari ini jadi hanya mereka berdua saja. Tarik napas dalam sekali lagi… Banyak sekali tempat terbuka yang bisa menjadi tempat belajar. Bahkan di bangku taman bisa! Tidak perlu membawanya ke kamarmu. Shao Xi melihat dengan tidak nyaman. Shao Xi pastinya merasa cemburu dan juga tak berdaya karena dia pikir Li Zheng hanya mengganggapnya sebagai teman SMA / teman serumah. Xiao Yu bertanya apakah Bai Bai adalah gadis tercantik dari SMA Qing Yu. Xiao Ciao meremehkan gayanya tetapi Jin Li menghentikan percakapan ini dan menyuruh semuanya konsentrasi pada laporan mereka. Shao Xi pura-pura konsentrasi tetapi pikirannya terarah pada kedua orang di kamar sebelah. Dia tentunya tidak sadar kalau Li Zheng, pun, sedang memikirkannya.




Grup Shao Xi akhirnya berhenti berdiskusi dan memutuskan untuk keluar makan. Dia menawarkan untuk membeli sedikit makan bagi Li Zheng dan Bai Bai. Bai Bai, pertamanya, ingin mengambil tawaran itu tetapi Li Zheng menolak karena mereka sudah hampir selesai. Bai Bai tetapi meminta agar Li Zheng menemaninya menunggu taksi. Shao Xi malahan membantu menyakinkan Li Zheng untuk menemani karena memang sudah larut. Nah, sekarang aku tidak mengerti mengapa Shao Xi melakukan ini! Diam sajalah dan urus urusanmu sendiri.




Xiao Ciao, Shao Xi, dan Jin Li pergi ke suatu restoran untuk makan makanan lokal Taiwan. Xiao Ciao benar terlihat asing di sini. Dia tercengang melihat Shao Xi dengan santai menyendokkan nasi dan menyodorinya pada Jin Li. Jin Li melihat kalau Xiao Ciao tidak makan jadi dia mengambil beberapa makanan dan menyuapkannya. Xiao Ciao tidak nyaman pertamanya tetapi akhirnya, membuka mulut. Dia sudah siap makan tetapi berhenti bertanya apa yang disodori Jin Li. Jin Li mengaku kalau itu adalah gusi babi dan ekspresi muka Xiao Ciao sungguh lucu sekali. Xiao Ciao menolak mencobanya dan Jin Li berpura-pura akan menyuapkan Shao Xi. Dia terperangkap dan dengan hati-hati setuju mencobanya. Dia makan dan malahan suka. Akhirnya, memesan lebih banyak gusi babi. Hahaha...




Li Zheng menemani Bai Bai keluar gedungnya. Dia bertanya padanya apakah dia suka seseorang. Dan bagus sekali, Li Zheng tidak ragu-ragu menjawab. Dia mengaku, “Ya!” Bai Bai bertanya siapa orang itu tetapi bukannya menjawab, Li Zheng malahan berkata kalau taksi sudah datang. Dia membuka gerbang utama, mengucapkan selamat malam, dan langsung menutup gerbang begitu Bai Bai berada di luar. Hahaha… Sangat kasar tetapi aku senang dia tidak menanamkan harapan hampa. Tahu posisimu deh! Lupakan saja. Li Zheng tidak tertarik.




Shao Xi sedang belajar di rumahnya saat dia mendengar suara tikus. Dia mengetuk dengan kencang pintu kamar Li Zheng dan bersembunyi di belakangnya selagi dia inspeksi kamar. Li Zheng menggodanya karena takut tikus. Hahaha… Selagi berputar di kamar, Shao Xi lagi-lagi mendengar tikus dan lompat ke pelukan Li Zheng. Li Zheng lengah menangkapnya dan mereka berdua jatuh ke ranjang. Hahaha… Akhirnya… Shao Xi sadar kalau posisi mereka canggung dan ingin berdiri. Li Zheng tetapi, menggunakan tangannya untuk mendorong Shao Xi balik ke pelukannya. Aku tersipu-sipu seperti orang bodoh di sini. Hihihi...
Komentar


Aku resmi memanggil episode ini: episode tangan. Li Zheng menangkap Shao Xi bukan hanya sekali tetapi dua kali! Yey… Satu hal yang aku perhatikan dari drama ini betapa drama ini tidak menghindari skinship. Dari episode kedua, Li Zheng dan Shao Xi sudah pegangan tangan, walaupun tidak sadar, saat mereka lari dari pihak Jin Pai dan juga berciuman di angan-angan Shao Xi. Sepertinya si penulis sedang menebus alur perkembangan yang lamban dengan skinship. Tentu saja aku masih tertarik tetapi sudah setertarik episode-episode permulaan kerena toh memang, ceritanya pelan. Li Zheng perlu menyatakan perasaannya sekarang juga.


Di samping itu, Li Zheng mulai sadar kalau perkataan Shao Xi di pesawat kertas bukan main-main. Dia memang sedang mencoba melupakan perasaannya. Dia bahkan mendorong agar Li Zheng berkencan dengan Bai Bai. Bai Bai juga menghargai upayanya. Aku rasa inilah mengapa Li Zheng mulai bergerak di episode ini: satu, setelah dia melihat Shao Xi dipeluk oleh Jin Li dan dua, di akhir episode saat dia menekan Shao Xi balik ke pelukannya. Hihihi… aku masih tersenyum nih memikirkan adegan itu. Dia akhirnya mengakui perasaaanya pada Shao Xi. Li Zheng juga mulai menghentikan perhatian Bai Bai saat dia cepat mengaku akan perasaannya dan dengan kasar menutup gerbang rumah. Aku benar berharap akan ada pengakuan di Episode 11.


Li Zheng yang gila sudah lama tertidur. Aku rasa kita bisa anggap dengan aman kalau sebentar lagi, dia akan bangun kembali. Li Zheng yang gila bisa dilihat merencanakan sesuatu dan berpikir saat dia tidak sengaja mendengarkan percakapan para pengganggu Jin Pai. Aku berharap dia bisa menjalankan satu balas dendam yang hebat pada ketiga dara ini.




Sebenarnya aku merasa kasian pada Bai Bai karena Li Zheng hanya mengajaknya makan bersama untuk mendapatkan informasi yang bisa membantu Shao Xi. He sudah berulang-ulang bersikap dingin padanya dan sama sekali tidak pernah melakukan langkah pertama. Bai Bai lah yang meminta dia ikut grup belajar, mengundangnya berkaraoke, dan menghampirinya saat dia sendirian di taman. Undangan makan bersama mungkin bisa disalah artikan kalau Li Zheng tidak mengakhirinya dengan kasar. Bai Bai terlalu lemah untuk bisa menarik emosi penonton. Sebagai pesaing atas perhatian Li Zheng, dia hanyalah umpan kecil dibandingkan oleh Shao Xi. Sepertinya sedikit banyak, aku harus berterima kasih karena walaupun dia lama mengakui dan bertindak atas perasaannya, Li Zheng tidak berhenti dan mampir kesana kemari dalam perjalanannya. Tetapi ini sudah 10 episode dan hubungan Li Zheng dan Shao Xi tetap belum berubah di beberapa episode terakhir.


Pada catatan yang lebih bahagia, aku menghargai betapa cepatnya Jin Li merubah sikapnya terhadap Xiao Ciao. Dinamika mereka sangat santai dan menyenangkan, adegan gusi babi sebagai contohnya. Ini memberikan kontras yang sangat diperlukan terhadap hubungan Li Zheng dan Shao Xi yang melankolis dan penuh dengan kesalah pahaman. Aku akan mengulang komentarku dari episode terakhir. Aku benar berharap akan ada akhir yang bahagia untuk Xiao Ciao. Dia imut sekali.


0 komentar:

Posting Komentar