Rabu, 04 Oktober 2017

[RECAP/ IND] 稍息立正我愛你 (Attention, Love!) Ep. 9


Shao Xi mengintai kamar sebelah dan berharap dia tinggal di sana. Saat dia keluar, dia melihat Li Zheng sedang berjalan masuk sambil memegang sebuah kotak dus di tangan. Shao Xi berkata apa yang sedang dia perbuat dan Li Zheng dengan santainya menjawab kalau dia tinggal di situ. Dia lalu bertanya apa Shao Xi juga tinggal di tempat yang sama. Yang benar?! Mana mungkin dia tidak tahu Shao Xi menyewa kamar di sana saat dia membayar uang sewa. Itu menurutku tidak masuk akal. Shao Xi berteriak kaget kalau dia memang tinggal di sana dan dia pasti akan langsung pindah lagi kalau belum menanda tangani kontrak sewa. Dia kembali ke kamarnya dan ternyata terkunci dari kamarnya. Hahaha…




Shao Xi meminjam ponsel Li Zheng untuk menghubungi si pemilik rumah. Shao Xi berkata dirinya akan menunggu di kamar Li Zheng sampai si tuan rumah datang dan akan berhenti mengganggunya setelah itu. Li Zheng merasa ada yang aneh di diri Shao Xi hari ini karena sepertinya dia tidak senang kalau Li Zheng juga tinggal di sana. Shao Xi menyangkal keprihatinan Li Zheng dengan berkata kalau dia lelah karena pindahan. Shao Xi ingin menunggu di luar untuk Ru Ping dan tuan rumah. Saat membuka pintu, dia melihat Xiao Yu di luar. Xiao Yu melihat Li Zheng dan Shao Xi berduaan di dalam kamar dan menyangka kalau mereka tinggal bersama. Dia memberikan mereka hadiah dan mengucapkan selamat menempuh hidup baru. Hahaha...




Shao Xi menangkap Xiao Yu di koridor dan bertanya apa arti dari hadiahnya. Xiao Yu sebaliknya berjanji kalau dia tidak melihat apa-apa dan hanya ingin menyerahkan beberapa hadiah tetangga kecil karena dia baru pindahan. Dia berjanji kalau dia tidak akan membeberkan ke siapapun kalau mereka tinggal bersama. Shao Xi menjelaskan kalau walaupun mereka satu gedung, mereka tidak tinggal di satu kamar. Ru Ping datang, selagi mengeluh kalau penjual makanan di depan rumah kerjanya lamban, dan kaget melihat kedua Li Zheng dan Xiao Yu tinggal di sana juga.




Akhirnya bersantai di kamar Shao Xi, Xiao Yu bertanya mengapa Ru Ping tidak diterima di Lunghwa sebagai gantinya dan Shao Xi yang ke Taichung. Hahaha… Xiao Yu benar-benar naksir Ru Ping. Ru Ping berkomentar kalau rumah Shao Xi sekarang seperti reuni kelas karena tetangganya berasal dari SMA yang sama. Ru Ping merasa dengan ini, akan lebih mudah baginya beradaptasi dengan kehidupan universitas. Shao Xi lalu berteriak karena Ru Ping pelupa. Shao Xi menegaskan kalau alasan dia keluar rumah adalah supaya ada jarak antara dirinya dan Li Zheng. Tetapi sekarang karena Li Zheng juga keluar rumah dan pindah ke kamar sebelah, sepertinya semua waktu dan usahanya sia-sia. XIao Yu menyeletuk kalau solusinya jelas: pindah lagi. Shao Xi berkata kalau itu tidak mungkin karena dengan itu, akan jelas kalau Shao Xi sedang menjauhi Li Zheng.




Li Zheng sedang menaruh foto lulusan di mejanya. Dari foto terlihat dirinya sedang melihat Shao Xi dengan tajam dan bukan melihat ke kamera. Nafas panjang… Mengapa sangat melankolis? Dia mengingat kembali beberapa hari yang lalu di kalau dia ragu-ragu menghampiri Papa Zhong setelah mendengar kalau Shao Xi akan keluar rumah. Papa Zhong menduga alasan mengapa Li Zheng datang padanya dan langsung memberikan alamat barunya Shao Xi. Papa Zhong berkata kalau dia sudah memberitahukan pemilik rumah untuk menyimpan satu kamar untuknya kalau Shao Xi menanda tangani kontrak. Seterusnya, semua tergantung pada Li Zheng. Papa Zhong benar adalah ayah mertua yang paling hebat. Sekarang, kalau saja Li Zheng lebih cepat bertindak…




Malam sudah larut dan Shao Xi sulit tidur di ranjang barunya. Dia keluar ke teras dan bertemu Li Zheng yang juga, sedang berada di luar. Li Zheng bertanya mengapa dia tidak tidur. Dia mengakui kalau dirinya kangen rumah dan sedang kesulitan tidur. Shao Xi bertanya apakah Li Zheng sulit tidur dulu sewaktu pertama kali masuk ke rumahnya. Dia mengakui kalau pertamanya, dia susah tidur tetapi dia mendengar musik dan itu membantunya. Li Zheng membiarkan dia mendengarkan lagunya: Close To You. Shao Xi sadar kalau ini adalah lagu yang sama yang dia mainkan di rumah keluarga Yan jadi pastinya Li Zheng sangat suka pada lagu ini. Li Zheng mengakui kalau dia tidak yakin kalau dia suka lagu ini tetapi sudah pasti, lagu ini sangat penting baginya. Aku benar penasaran apa sih di pikiran Li Zheng? Untuk seseorang yang sangat pandai, bagaimana bisa dia tidak tahu apakah dia suka sebuah lagu atau tidak?! Apa sangat susahkah untuk menyimpulkannya?




Li Zhen mengakui kalau sejak kecil, pamannya sering menceritakan kehidupan orang tuanya tetapi dia selalu merasa kalau cerita-cerita ini asing. Seperti tidak ada hubungannya dengan dirinya. Sampai akhirnya sang paman memperkenalkan lagu ini padanya. Konon, ayahnya menyanyikan lagu ini untuk ibunya saat lamaran. Dia tidak pernah mendengarnya sebelumnya tetapi tidak tahu mengapa, nada dan kata-katanya membuatnya merasa kalau dia sudah berkali-kali mendengarnya di suatu tempat sebelumnya. Shao Xi merasa sejak percakapan ini, kecupan sewaktu lulusan mulai terlupakan dan semuanya, kembali normal. Shao Xi ingin memberitahukan dia kalau sejak pertemuan pertama mereka di ruang tamu, dia juga menjadi tertarik akan lagu ini. Tetapi akhirnya, Shao Xi memutuskan untuk hanya menikmati keheningan dan kebersamaan selagi mendengarkan lagu. Shao Xi akhirnya masuk kamar dan tidur diiringi lagu tersebut. Di monolog-nya, Shao Xi berkata kalau setiap kali dia merasa tidak nyaman, hanya berada di sebelah Li Zheng, sudah mampu menenangkannya. Sangat jelas terlihat kalau ada sesuatu di lagu ini yang mempersatukan mereka sejak kecil. Dan mungkin, semuanya sudah mulai sejak mereka masih embrio di kandungan.




Hari pertama kuliah tiba. Shao Xi jalan dengan semangat. Dia bertekad untuk menanggalkan reputasinya sebagai ‘Zhong Ke’ dan menjalani kehidupan tenang sebagai mahasiswa. Tetapi lalu dia melihat gadis-gadis Jin Pai dan mulai khawatir mereka akan membeberkan reputasinya yang dulu. Gadis-gadis Jin Pai pun, mulai cemas apakah keberandalan mereka akan menyebar di universitas. Sebuah komen lucu tentang operasi plastik dibuat di sini saat salah satu dari gadis Jin Pai menyatakan bahkan ibunya sempat pangling saat dia kembali dari Korea. Benar saja, mereka berempat semua sekelas. Xiao Yu di luar kelas, melihat keempat gadis di dalam dan bertanya-tanya apakah sudah terlambat untuk daftar pelajaran tuk mengambil kembali ujian masuk kuliah. Hahaha…




Li Zheng sedang dalam perjalanan ke kelas saat dia melihat Jin Li datang dengan motornya. Dia mendengarnya berkata pada Ah Ke dan Xiao Jian kalau dia bertekad menjadi senior-nya Shao Xi. Li Zheng terlihat khawatir. Ah Ke dan Xiao Jian menasihatinya untuk lebih hati-hati memarkir motornya tetapi dia berkata, sudah setahu dia parkir di situ dan tidak pernah ditilang. Hahaha… Li Zheng pasti akan membuat motornya ditilang! Di kelas mahasiswa tingkat dua, para pria berebutan ingin memilih junior-nya. Jin Li menguliahi mereka karena kejenakaan mereka tetapi akhirnya, menjadi orang pertama yang memilih. Hahaha… Dasar si kancil.




Jin Li mengeluh karena dia mendapat Xiao Xiao. Ah Ke dan Xiao Jian kagum atas nasib baiknya karena Xiao Ciao dianggap gadis tercantik dari semua mahasiswi tingkat satu. Ada dua tingkat dua lagi yang turun tangga dan Jin Li mendengar nama Shao Xi disebut. Dia menarik teman sekelas itu dan bertekad untuk menukar junior-nya. Seluruh tugas menugas junior ini terasa seperti menobjektifikasi wanita. Sebagai perempuan, apakah aku seharusnya merasa tersanjung karena itu? Hmmm…




Xiao Ciao masuk ke kelas Shao Xi dan bertanya kepada Shao Xi apakah dia daftar ke Lunghwa karena tahu Jin Li belajar di sini. Ini jelas berita baru untuk Shao Xi dan dia mulai bertanya mengapa semua orang yang dia tahu belajar di universitas yang sama. Jin Li masuk ke kelas satu untuk memberitahukan sistem sobat mahasiswa tingkat dua di departemen mereka dan karenanya, sebaiknya menunggu jemputan senior untuk sama-sama pergi ke pertemuan, sebelum pulang hari ini.




Di kelas Li Zheng, satu siswi cantik bernama Bai Ruo Lin (Dewi Chien) juga dikenal sebagai Bai Bai datang mendekatinya. Dia meminta agar Li Zheng bergabung dengan kelompok belajar mereka. Dia acuh tak acuh setuju dan pergi tiba-tiba. Bai Bai tersenyum manis saat ditinggal. Hmmm… Dicuekin kok malahan tersenyum? Satu lagi karakter yang suka menyakitkan diri sendiri?! Satu catatan kecil: Dewi Chien juga memainkan peran Sahoko Oizumi, yang adalah tunangan Naoki di akhir seri, di adaptasi Itakiss Taiwan terbaru “Miss In Kiss”. Kebetulan?




Shao Xi dalam perjalanan pulang dan Jin Li menghentikannya untuk membawanya ke pertemuan. Jin Li membawanya ke tempat parkir motornya tetapi terkejut karena motornya sudah ditarik! Lagi-lagi Takdir kejam pada Jin Li. Dia sudah memarkir di tempat ilegal itu selama setahun dan tidak pernah ditarik. Sekarang setelah bersama Shao Xi, ini terjadi. Hmmm… Sungguh tidak adil bagi Si Lesung Pipit. Sama sekali tidak diberikan kesempatan. Penasaran juga apakah Li Zheng yang berbuat nakal… Akhirnya, mereka naik taksi.




Di restoran, Jin Li menyuguhkan minuman dan daging pada Shao Xi. Membuat yang lain menyoraki mereka. Xiao Ciao melihat dengan mata marah dan cemburu. Ah Ke dan Xiao Jian ikut ke toilet dan bertanya mengapa Jin Li hanya memperhatikan satu gadis, Shao Xi, saja. Jin Li menerangkan kalau tidak kenapa-napa tetapi dia hanya ingin mengejar Shao Xi saja. Kedua temannya bingung. Xiao Ciao mendengar ini semua dan terlihat kecewa.



Setelah selesai membayar tagihan, Jin Li lari mengejar Shao Xi yang sudah jalan pulang terlebih dahulu. Dia bertanya apakah Shao Xi tertarik untuk berkencan dengannya. Shao Xi bingung bagaimana dia bisa menanyakan hal ini dengan begitu santai. Tapi Jin Li memintanya untuk benar-benar mempertimbangkan kembali apakah benar dia hanya meminta dengan santai?! Jin Li sudah sering menyatakan perasaannya dan Shao Xi tentunya sudah tahu apa keinginannya. Shao Xi mulai sadar tapi tetap menolaknya. Shao Xi berkata kalau ketemu dengan yang ditaksirnya, hatinya akan dipenuhi oleh sebuah lagu. Jelas ini maksudnya adalah Li Zheng dan lagu Close To You. Jin Li bertanya apakah ada lagu yang memenuhi hatinya setiap kali dia berjumpa dengannya. Shao Xi menjawab kalau melihat Jin Li tidak menggerakkan hatinya sama sekali. Tapi kemudian, Jin Li mendapat ide.



Di pintu depan rumah, Jin Li menjebak Shao Xi. Dia mendekat dan dengan tangannya, yang memegang ponsel dan disembunyikan di belakang, memainkan satu lagu romantis. Hahaha… Jin Li memang pantang mundur! Tetapi tentu saja, seperti biasa, Takdir ikut campur dan Shao Xi tahu. Dia marah karena sepertinya dia mengolok-oloknya. Dia menyuruhnya mematikan lagu. Keduanya sedang berebutan ponsel pas saat Li Zheng pulang. Shao Xi memohon agar Li Zheng tidak salah paham tetapi dia memotong kata-katanya dan memintanya agar tidak menghalangi pintu masuk. Cemburu nih? Jin Li tercengang melihat Li Zheng yang juga tinggal di sana. Dia meminta Shao Xi untuk siap jam 7 pagi keesokan harinya karena dia ingin mengajaknya makan pagi.




Jin Li mulai memikirkan cara untuk memecah hubungan Li Zheng dan Shao Xi. Dia kembali ke rumah Shai Xi dan pas saat dia mengetuk, dia bertemu dengan Xiao Yu yang baru sampai rumah. Jin Li mendapat keterangan kalau Xiao Yu juga tinggal di sana dan jadi, dia meminta untuk melihat kamarnya. Dia lalu terus menyakinkan Xiao Yu untuk bertukar kamar dengannya. Pertamanya, Xiao Yu menolak karena sepertinya tidak setia kawan dengan Shao Xi. Tetapi saat Jin Li memperlihatkan foto-foto kamarnya yang penuh dengan perabot yang baru dan lebih keren, Xiao Yu luluh.




Shao Xi turun ke bawah untuk mengambil air di dapur. Dia bertanya apakah dia perlu menjelaskan Li Zheng karena dia tidak ingin ada kesalah pahaman. Jangan! Jangan lakukan itu! Biarlah dia salah paham. Rasakan! Tapi tentu saja, Shao Xi terlalu lugu untuk tarik ulur dan langsung menjelaskan semuanya saat berpapasan dengan Li Zheng yang juga turun tuk mengambil air. Duh… Tetapi setidaknya ada satu hal yang keluar dari sini: Li Zheng benar terlihat lega karena dijelaskan dan kembali ramah.




Keesokan paginya, suara keras dari kamar Xiao Yu membangunkan Shao Xi. Dia keluar untuk menghadapnya hanya untuk bertemu dengan Jin Li yang telah mengambil alih kamarnya Xiao Yu dan sekarang tinggal di sana juga. Li Zheng juga terganggu dan keluar kamar untuk melihat ada apa di luar. Jin Li minta maaf karena dia masih mengatur perabot di kamarnya. Jin Li menyatakan kalau Xiao Yu menghubunginya kemarin malam karena tidak terbiasa tinggal di kamarnya dan ingin bertukar. Dia membantu hanya karena dia adalah senior yang baik. Hahaha… Li Zheng cemas melihatnya dan Shao Xi hanya menggelengkan kepala.




Di kafe terdekat, Jin Li memberi beberapa informasi tentang para profesor dan lingkungan sekitarnya untuk mempermudah Shao Xi. Jin Li melihat Shao Xi yang terdiam dan bertanya apakah perhatiannya membebankan dia. Jin Li menyarankan agar Shao Xi tenang karena normal bagi seorang senior membantu junior-nya. Li Zheng masuk dan dengan santai berkata kalau Surga akan mengutuk seorang senior yang mengejar junior-nya. Hahaha… Jin Li bertanya mengapa Li Zheng datang mengganggu dan ingin tahu apakah dirinya sadar kalau dengan berada di sisi Shao Xi, dia dengan egois menjerat emosinya. Ini memang benar. Jin Li terus menekankan apakah Li Zheng suka pada Shao Xi. Jin Li melihat Li Zheng sudah banyak melakukan hal agar supaya hidup Shao Xi berputar sekitar dirinya. Tetapi lalu dengan label ‘teman’, Li Zheng menjaga agar selalu ada jarak dengan Shao Xi. Li Zheng lagi-lagi terdiam tetapi Shao Xi marah dan mendorongnya dari kursi karena kata-katanya. Dia meninggalkan kafe, marah. Li Zheng ingin mengikutinya tetapi Jin Li menghentikannya karena dia yang salah sehingga dialah yang harus minta maaf. Jin Li mengejar Shao Xi dan menyatakan penyesalannya. Shao Xi meraih kerahnya dan hampir memukul dia tetapi dia akhirnya, melepaskannya. Semua yang dikatakan Jin Li benar disini dan tepat sekali tetapi secara bersamaan, ini bukan haknya untuk berkomentar. Akan lebih baik kalau dia langsung mengatakannya langsung ke Li Zheng tanpa sepengetahuan Shao Xi.




Li Zheng bertanya mengapa dia mengatakan semua itu padahal sudah tahu, hal-hal tersebut akan membuatnya marah. Jin Li berkata dia lebih suka kalau Shao Xi marah padanya dan Li Zheng akhirnya menyatakan perasaan pada Shao Xi karena kata-katanya. Ini semua karena dia tidak ingin Shao Xi terikat tanpa ada kepastian yang jelas. Li Zheng menyangkalnya dan akhirnya Jin Li bertanya apakah dia sengaja tidak berkata apa-apa karena dia takut kalau mereka berkencan dan putus, Shao Xi akan lenyap dari sisinya. Li Zheng tidak menyangkal ini dan Jin Li tetap menegaskan: kalau dia tidak menerangkan perasaannya, dia memonopolikan Shao Xi. Li Zheng meninjunya. Jin Li sadar kalau Li Zheng bisa marah dan juga, kalau amatannya atas Li Zheng selama ini sangat tepat.


  


Li Zheng dan Shao Xi berdua merenungkan amatan Jin Li. Jin Li mengetuk kamar Shao Xi dan minta maaf sekali lagi. Shao Xi menghentikannya dan menyuruhnya untuk pergi karena dia sudah terlambat masuk kelas. Jin Li menyuruhnya memukul dia supaya lega. Shao Xi menjelaskan kalau dirinya tidak marah pada Jin Li tetapi pada dirinya sendiri. Kata-katanya di kafe terlalu tepat. Yang sebenarnya memonopolikan bukanlah Li Zheng tetapi Shao Xi. Dia terang-terangan masih suka padanya tetapi terus memberitahu dirinya kalau mereka hanyalah teman biasa. Dia menyuruh dirinya menjaga jarak tetapi setiap kali Li Zheng mendekat, hatinya bersukacita. Shao Xi menyakinkan dirinya selama mereka tetap teman, tidak ada apapun yang akan tahu akan perasaannya dan jadi, Li Zheng tidak ada alasan untuk mengusir Shao Xi dari sisinya. Jin Li bertanya mengapa dia sangat takut untuk menyatakan perasaannya. Shao Xi menjelaskan itu bukan karena rasa takut, tetapi karena dia tidak ingin kehidupan tanpa Li Zheng. Pada dasarnya, Shao Xi lebih memilih berada di sisinya dan menyembunyikan perasaannya daripada mengutarakan sesuatu dan resiko kehilangan Li Zheng. Baik Li Zheng maupun Shao Xi berpendapat sama. Ini menyebalkan dan jelas mengecewakan. Tetapi meskipun menjengkelkan, harus diakui kalau memang mereka berdua punya pendapat yang masuk di akal. Terutama kalau diingat mereka itu masih muda. Masih terlalu dini untuk memikirkan cinta abadi dan kehidupan baru.




Shao Xi duduk makan siang di kafetaria. Li Zheng duduk di hadapannya dan bertanya mengapa dia sendirian. Shao Xi beralasan kalau dia juga murid baru dan belum punya teman makan. Shao Xi lagi-lagi memohon agar Li Zheng tidak salah paham atas kata-kata Jin Li karena dia tidak suka lagi padanya. Li Zheng membalas kalau Jin Li ada benarnya. Li Zheng tidak bisa lagi terus menempel dengan Shao Xi, sebagai teman, seperti waktu di SMA. Shao Xi tidak harus mengurusnya lagi seperti dulu karena sekarang, dia juga adalah murid baru dan masih perlu mencari teman. Shao Xi bertanya apa maksudnya tetapi sebelum Li Zheng bisa jelaskan, ada 2 teman sekelasnya yang datang menghampiri, Xiao Ha dan Heng Heng. Li Zheng pamit dan membuat makanan siang sisanya ke tong sampah. Jangan membuang makanan yang masih baik! Sungguh tidak benar.




Bai Bai melihat Li Zheng dan memintanya untuk ikut dia dan teman-teman lain berkaraoke. Li Zheng menoleh balik ke Shao Xi dan akhirnya, setuju untuk pergi bersama dengan mereka. Tarik napas dalam… Dimana kau Takdir? Sama seperti bagaimana kau memblokir Jin Li, sekarang saatnya memblokir Bai Bai.




Dua teman baru Shao Xi bertanya menurutnya apa perbedaan antara SMA dan universitas. Shao Xi merasa banyak sekali perbedaannya karena universitas lebih besar, jadwalnya lebih renggang, kelas-kelas mudah diboloskan, dan sulit mencari tempat tambatan. Yang paling penting, Shao Xi sedih karena teman baiknya di SMA, Li Zheng, sekarang hanya menganggapnya sebagai teman SMA belaka. Tarik napas panjang… Memang penting, dan mahalan sehat, bagi seseorang yang berhubungan masih punya kehidupan pribadi di luar pasangannya. Tetapi tidak berarti kau mengabaikan pasangan setiap kali sedang bergaul dengan teman. Cara ini malah termasuk pengasingan dan akan menjauhkan sepasang kekasih dari satu sama lain.




Di karaoke, Bai Bai memilih lagu dan berkata dia akan menyanyi untuk seseorang di kamar itu. Tentu saja, semua tahu kalau maksudnya adalah Li Zheng. Dia menyanyi lagu kebangsaan Li Zheng dan Shao Xi: Close To You. Li Zheng mulai membayangkan Shao Xi. Dia tercengang sebentar dan mulai mengingat masa lalu yang dialaminya dengan Shao Xi. Li Zheng akhirnya sadar dan mematikan lagunya. Ada yang bertanya siapa yang mematikan lagu dan Li Zheng mengaku. Dia lalu meninggalkan ruangan. Li Zheng jalan pulang dan sadar kalau dia berpura-pura bahagia dan bergaul senang dengan teman-teman karena dia ingin membuktikan kalau dia tidak perlu Shao Xi berada di sisinya. Tetapi dia mulai sadar kalau selama ini, dia masih memikirkan Shao Xi.




Bai Bai melihat Li Zheng membaca sendiri di kursi dan datang menghampirinya. Dia meminta sedikit waktu karena ingin tukar pikiran. Dia akui kalau dia mungkin suka seorang pria tetapi tidak yakin apa perasaannya benar. Dia bertanya bagaimana dia bisa pastikan? Li Zheng menasihatinya untuk menjaga jarak dengan yang disukainya. Dan lalu, setelah dia menyatakan perasaan di kemudian hari dan akhirnya tidak lagi bisa berteman biasa, tetapi masih tetap berperasaan sama, nah itulah cinta. Hmmm… Pikiran seperti ini membuatku berkata, “Tapi… Tapi…” Dia terus menekankan kalau dia tidak siap kehilangan teman, dia jangan menyatakan perasaannya. Pendapat Li Zheng sama dengan pendapat Shao Xi sewaktu Jin Li menyatakan cintanya di koridor kecil belakang sekolah. Bai Bai terkejut akan pandangan Li Zheng tentang cinta dan pamit ke kelas. Tetapi ini sebenarnya adalah penolakan jadi setidaknya, dia tidak menyalahgunakan perasaan Bai Bai.




Hujan turun dan Shao Xi cepat-cepat ke atas untuk menurunkan cuciannya. Dia melihat kaos Li Zheng dan ingin membawanya turun juga. Tetapi kedua Li Zheng dan Shao Xi memegangnya secara bersamaan. Ada sedikit keheningan yang tidak nyaman tetapi lalu, Shao Xi menghentikannya dan menyuruhnya membawa bajunya sendiri. Shao Xi sudah ingin turun tetapi dia berbalik dan berkata kalau akhir-akhir ini, jarang melihatnya. Dia bertanya apakah Li Zheng sedang menjaga jarak.
Komentar


Duhhhh… Kenapa?! Ini juga adalah episode yang baik. Aku benar-benar seharusnya bahagia karena Li Zheng mengabaikan Shao Xi adalah tanda jelas kalau dia benar cinta dan juga, sadar akan cintanya. Ini sangat jelas diterangkan di episode ini yang juga telah memberikan pengertian dalam tentang bagaimana pikiran Li Zheng dan Shao Xi. Tetapi tentu saja, aku tidak puas. Jauh malahan. Semuanya tentang mengembunyikan perasaan, menjaga jarak, dan menyatakan perasaan di kemudian hari, apa sih fungsinya? Bertahun-tahun menderita sengsara karena menyakiti diri sendiri? Tidak terdengar seru, kan? Bukannya lebih baik kalau terus terang, menjalin hubungan, dan pelan-pelan saling mengenal satu sama lain.


Aku juga senang melihat Li Zheng dan Shao Xi punya kehidupan pribadi di luar mereka berdua. Karena supaya satu hubungan berhasil, keduanya tetapi harus punya kehidupan pribadi mereka sendiri. Si penulis mengerti ini dan ingin kita, para penonton, juga sadar akan ini. Li Zheng dan Shao Xi memang ditakdirkan bersatu. Setidaknya, ini sangat jelas sampai saat ini. Tetapi mereka perlu untuk menghargai satu sama lain untuk diri mereka sendiri. Penghargaan ini akan datang dengan sendirinya dengan semakin dewasanya mereka. Punya teman baik di luar sang pasangan memang adalah satu cara untuk menjadi dewasa.




Takdir sepertinya tidak kejam pada Bai Bai seperti pada Jin Li. Dia masih diberikan kesempatan untuk berada di grup belajar yang sama dan bahkan berhasil mengajaknya ikut karaoke dengan teman-teman. Dia juga diberikan kesempatan untuk menyatakan perasaannya, walaupun secara tidak langsung, selagi Li Zheng sedang sendirian membaca di taman. Untunglah Li Zheng menolaknya secara tidak langsung. Tetapi berapa jauh ya Li Zheng akan bertahan pada pendapatnya yang berbelit ini: berapa jauh dia akan menjauh dari Shao Xi dan berapa lama dia akan mengabaikannya? Yang paling penting, berapa jauh dia akan menggunakan Bai Bai? Aku ada kecurigaan jelek kalau Bai Bai mungkin akan menjadi pacar Li Zheng yang pertama di universitas. Cerita ini lagipula, sedikit ikut pengembangan Itazura Na Kiss, dimana si pemeran utama, Naoki, bahkan tunangan dengan gadis yang cantik dan pandai sebelum akhirnya, berbalik ke gadis yang memang ditakdirkan untuknya.

0 komentar:

Posting Komentar